8 Jenis Budaya Jepang yang Populer
8 Jenis Budaya Jepang yang Populer, Budaya Jepang terkenal unik dan telah mendunia. Berikut delapan budaya paling populer yang patut kamu kenal lebih dekat.
1. Geisha: Seniman Penghibur Tradisional Jepang
Geisha menjadi salah satu ikon budaya Jepang yang paling dikenal. Banyak orang awam masih salah kaprah dan menganggap Geisha sebagai sosok misterius. Padahal, dalam bahasa Jepang, ‘Geisha’ berarti ‘orang seni’—yaitu seniman yang menguasai berbagai seni tradisional seperti menari, menyanyi, memainkan musik, hingga melakukan upacara minum teh.
Geisha masih aktif tampil sebagai seniman hiburan tradisional, terutama di Kyoto. Wisatawan yang ingin melihat langsung sosok Geisha bisa mengunjungi distrik Gion dan beberapa lokasi khusus lainnya.
2. Matsuri: Festival Keagamaan dan Budaya
Matsuri menjadi bagian penting dari budaya Jepang yang menggambarkan kebersamaan dan penghormatan terhadap tradisi. Seiring berjalannya waktu, festival ini tak hanya menjadi bagian dari kehidupan religius, tetapi juga menjadi salah satu atraksi budaya yang memikat. Festival ini berakar dari upacara keagamaan di kuil Shinto maupun Buddha, dengan tujuan utama untuk berdoa dan mempersembahkan penghormatan kepada dewa. Seiring waktu, Matsuri juga berkembang menjadi daya tarik wisata yang menarik banyak pengunjung.
3. Sadou: Upacara Minum Teh
Sadou, atau upacara minum teh, mengajarkan cara menyajikan teh dengan penuh kesadaran dan sopan santun. Tradisi ini terbagi menjadi dua jenis utama:
-
Ochakai, bersifat santai dan biasanya dilakukan bersama teman dan keluarga
-
Chaji, lebih formal dan bisa berlangsung lebih dari 4 jam
Ajaran Buddha Zen memperkenalkan tradisi ini ke Jepang sejak abad ke-6. Sejak saat itu, tradisi ini berkembang pesat dan menjadi bagian penting dalam kehidupan spiritual masyarakat Jepang. Dalam Sadou, tuan rumah dan tamu mengikuti aturan ketat, mulai dari menyiapkan ruangan hingga menyajikan dan menerima mangkuk teh.
4. Kimono: Pakaian Tradisional Jepang
Kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang mendunia. Kata “Kimono” berasal dari “ki” (memakai) dan “mono” (benda). Awalnya hanya dikenakan kalangan bangsawan pada periode Heian (794–1185), Kimono kini digunakan pada berbagai acara resmi maupun pertunjukan seni seperti kabuki dan Geisha.
Setiap jenis Kimono memiliki makna dan fungsi tersendiri, tergantung pada acara dan status pemakainya. Jenis-jenis Kimono beragam, antara lain:
-
Mofuku: Kimono serba hitam untuk berkabung
-
Tomesode: Kimono formal untuk wanita menikah
-
Iromuji: Kimono polos untuk berbagai acara
-
Furisode: Kimono berlengan panjang untuk wanita lajang
-
Komon: Kimono bermotif kecil untuk kegiatan sehari-hari
-
Susohiki/Hikizuri: Kimono panjang untuk penari dan Geisha
5. Tako: Layang-Layang Jepang
Selain itu, layang-layang juga menjadi simbol perayaan penting di Jepang. Tako adalah budaya menerbangkan layang-layang di Jepang, terutama saat tahun baru atau festival panen. Salah satu perayaan terkenal adalah Hamamatsu Matsuri yang berlangsung pada 3–5 Mei setiap tahun di Prefektur Shizuoka. Selain menjadi ajang penerbangan layang-layang, festival ini juga menampilkan berbagai kegiatan budaya yang memikat pengunjung dari berbagai penjuru dunia. Festival ini tidak hanya terkenal karena layang-layang yang diterbangkan, tetapi juga karena berbagai atraksi budaya lainnya yang turut meriahkan suasana.
6. Origami: Seni Melipat Kertas
Seiring berjalannya waktu, seni ini berkembang dan menjadi bagian penting dalam budaya Jepang. Origami adalah seni melipat kertas yang berkembang di Jepang sejak periode Heian (794–1185). Awalnya digunakan dalam upacara keagamaan, origami kini menjadi simbol kreativitas dan keterampilan tangan.
Seiring berjalannya waktu, seni origami berkembang dan mengalami perubahan dalam penggunaannya. Nama ‘Origami’ mulai digunakan secara luas pada tahun 1880, menggantikan istilah lama seperti Orikata atau Orimono. Seni ini mengajarkan ketelitian dan nilai estetika dalam bentuk yang sederhana.
7. Hanami: Menikmati Mekarnya Bunga Sakura
Hanami adalah tradisi menikmati bunga Sakura yang mekar di musim semi.Hanami bukan hanya sekadar menikmati pemandangan bunga Sakura, tetapi juga merupakan tradisi yang mendalam dalam budaya Jepang. Tradisi ini tidak hanya indah, tetapi juga memiliki sejarah panjang dalam budaya Jepang. Namun, seiring berjalannya waktu, khususnya sejak periode Edo (1603–1868), tradisi ini mulai menyebar luas ke masyarakat umum.
Setelah tradisi Hanami menyebar ke masyarakat umum, kebiasaan ini pun menjadi bagian dari gaya hidup saat musim semi. Berbagai lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa, berkumpul di taman-taman, menyebarkan tikar, dan menikmati momen bersama. Tak jarang, acara Hanami juga menjadi ajang untuk berbagi makanan dan minuman, mempererat hubungan sosial, serta merayakan datangnya perubahan musim dengan penuh suka cita. Aktivitas ini bukan hanya tentang menikmati keindahan alam, tetapi juga mempererat ikatan sosial. Hanami sering dilakukan bersama keluarga atau teman di taman, sambil berpiknik dan menikmati keindahan bunga Sakura.
Tak hanya sebagai ajang menikmati keindahan bunga Sakura, Hanami juga menjadi kesempatan untuk menciptakan kenangan bersama orang terdekat. Kegiatan ini dapat berlangsung siang atau malam, biasanya dihiasi lampion untuk menambah suasana romantis. Sebagai bagian dari tradisi yang telah ada sejak zaman dahulu, Hanami tidak hanya menawarkan pemandangan yang mempesona, tetapi juga menciptakan momen kebersamaan yang tak terlupakan. Bagi banyak orang, Hanami menjadi simbol kedamaian dan rasa syukur atas datangnya musim semi yang penuh warna.
8. Hanabi: Festival Kembang Api
Hanabi, yang berarti ‘bunga api’, merujuk pada festival kembang api musim panas di Jepang. Tradisi ini muncul sejak zaman Edo. Pada tahun 1733, masyarakat mulai menggelar festival Hanabi untuk menghibur warga dan mengenang korban kemiskinan. Sejak saat itu, festival ini terus berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan musim panas di Jepang. Berbagai kota di Jepang kini mengadakan festival Hanabi, dengan pertunjukan kembang api yang spektakuler sebagai puncaknya, menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya.
Baca Juga : Perayaan Hari Besar dan Unik Lainnya.