9 Upacara Tradisi di Bali yang Menarik dan Unik
9 Upacara Tradisi di Bali yang Menarik dan Unik, Bali dikenal tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan budayanya yang luar biasa. Salah satu daya tarik budaya tersebut adalah upacara tradisi Bali yang unik dan penuh makna. Tak jarang, wisatawan lokal maupun mancanegara meluangkan waktu untuk menyaksikan atau bahkan ikut serta dalam upacara tersebut.
Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam tentang sisi budaya Pulau Dewata, berikut adalah daftar upacara tradisi di Bali yang menarik untuk kamu ketahui.
Daftar Upacara Tradisi Bali yang Unik
1. Upacara Melasti
Upacara Melasti merupakan bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi. Tujuannya adalah untuk penyucian diri dan alam semesta. Umat Hindu akan menuju sumber mata air suci seperti danau atau laut untuk menyucikan diri dan membawa pulang tirta amertha (air kehidupan).
Dalam prosesi ini, air suci dipercikkan ke kepala setiap peserta sebagai simbol pembersihan jiwa dan raga. Jika kamu ingin menyaksikannya, kamu bisa menginap di hotel dekat pura besar di sekitar Kuta atau Uluwatu.
2. Upacara Ngaben
Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah yang bertujuan untuk mengantarkan roh ke alam baka. Jenazah akan dibakar dalam sebuah prosesi meriah yang diiringi dengan arak-arakan dan doa.
Terdapat tiga jenis Ngaben:
-
Ngaben Sawa Wedana (jenazah belum dikubur),
-
Ngaben Asti Wedana (jenazah sempat dikubur),
-
Swasta (untuk jenazah yang hilang atau tak ditemukan).
Menariknya, suasana upacara ini bersifat bahagia karena dipercaya sebagai proses pelepasan jiwa menuju nirwana. Bahkan, para anggota keluarga tidak diperbolehkan menangis.
3. Upacara Mekare-kare
Upacara ini, yang dikenal juga sebagai perang pandan, berasal dari Desa Tenganan. Dalam ritual ini, para pria bertarung menggunakan daun pandan berduri sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Indra, dewa perang dalam kepercayaan Hindu.
Setelah bertarung, para peserta menerima perawatan dan doa dari tetua adat. Biasanya, masyarakat menggelar upacara ini pada awal Juni, sehingga menarik perhatian banyak wisatawan.
4. Upacara Saraswati
Saraswati adalah upacara penghormatan terhadap ilmu pengetahuan. Umat Hindu mempersembahkan sesaji kepada Dewi Saraswati sebagai simbol kebijaksanaan.
Biasanya, akan ada pentas tari dan pembacaan kisah-kisah suci yang berlangsung hingga malam hari.
5. Upacara Ngerupuk
Satu hari sebelum Nyepi, masyarakat Bali menggelar Ngerupuk sebagai bagian penting dari rangkaian perayaannya. Tujuannya adalah mengusir Bhuta Kala, roh jahat pengganggu ketenangan.
Warga akan menyalakan mesiu, memukul benda-benda, dan membuat suara bising sebagai simbol pengusiran roh jahat.
6. Upacara Galungan
Upacara Galungan menandai kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma (kejahatan). Dalam kepercayaan Hindu Bali, ini adalah momen sakral untuk menyambut kedatangan roh leluhur ke bumi.
Masyarakat Bali mengadakan upacara ini setiap 210 hari dalam kalender Bali dan merayakannya selama 10 hari hingga menutupnya dengan upacara Kuningan.
7. Upacara Mepandes
Masyarakat Bali juga menyebutnya Metatah, yaitu upacara potong gigi yang mereka lakukan saat anak menginjak usia remaja. Tujuannya adalah untuk menghilangkan sifat buruk seperti nafsu, amarah, dan keserakahan.
Tokoh adat memimpin prosesi ini sebagai simbol kedewasaan. Selain itu, prosesi ini dilakukan kepada anak-anak yang telah mengalami perubahan fisik, seperti menstruasi atau perubahan suara
8. Upacara Tumpek Landep
Tumpek Landep adalah upacara untuk menyucikan alat dan benda logam, seperti senjata dan kendaraan. Umat Hindu akan memberikan sesaji dan doa agar alat-alat tersebut membawa berkah.
Bagi masyarakat Bali, menyucikan alat-alat ini juga mencerminkan rasa syukur atas teknologi dan peralatan yang membantu kehidupan.
9. Upacara Omed-omedan
Warga Banjar Kaja, Sesetan biasanya menggelar upacara ini satu hari setelah Hari Raya Nyepi. Mereka menyebutnya Omed-omedan, yaitu sebuah festival tarik-tarikan yang melibatkan pemuda dan pemudi yang belum menikah.
Pemuda dan pemudi saling berhadapan, lalu para peserta lain menarik mereka hingga berpelukan dan berciuman sebagai simbol keberuntungan dan penyatuan. Karena banyak menggunakan air, pengunjung biasanya membawa jas hujan atau pakaian ganti.
Kesimpulan
Keunikan upacara tradisi di Bali tidak hanya menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat lokal, tetapi juga menjadi magnet wisata budaya. Setiap ritual mengandung nilai spiritual dan filosofi hidup yang dalam.
Jika kamu berkunjung ke Bali, pastikan untuk menyempatkan diri menyaksikan atau bahkan mengikuti salah satu upacara ini. Dengan demikian, pengalamanmu di Pulau Dewata akan terasa jauh lebih kaya dan bermakna.
Baca Juga : Kebudayaan dan Ciri Khas Suku Batak yang Unik.